Tuesday 8 July 2014

Luasnya Rahmat Allah SWT


Sebagai umat islam,perhatian yang besar perlu kita berikan pada upaya untuk mengurangi kesenjangan dan ketimpangan
pendapat yang saat ini makin tajam dan melebar

Islam sangat mementingkan pemerataan pendapatan sebagai manifestasi dari penegakan keadilan yang diperintahkan Al-Qur'an.
"Supaya harta itu tidak beredar di kalangan orang kaya saja" adalah landasan pembangunan ekonomi dalam islam



Saat ini ketidakmerataan pendapatan di Indonesia sudah berada pada taraf yang mengkhawatirkan. Maka tanpa langkah-langkah strategis dan program strategis
ketimpangan itu akan terus menganga

Makalah Prof. Dr.Bambang Brojonegoro (2013) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat,
dimana jumlah kelas menengah meningkat secara fantastis.Namun tingkat kemiskinan juga makin meningkat,dan pendapatan
masyarakat miskin tetap rendah

Meskipun terjadi peningkatan ekonomi di beberapa kawasan timur Indonesia,terutama Sulawesi,Kontribusi PDRB (Produk Domestik Bruto)
terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) antara kawasan Barat dan Timur Indonesia selama 30 tahun terakhir hampir tidak mengalami
perubahan yang berarti.

Untuk itu selain proses industrialisasi yang harus di dorong ke luar jawa,gerakan zakat harus di galakan. Kita harus mendorong gerakan zakat sampai ke kawasan Indonesia Timur

Credit Suisse melaporkan,pertumbuhan jumlah orang kaya di Indonesia tercepat di dunia, dengan peningkatan 5 kali
lipat dalam satu dekade. Perkumpulan prakasa menghitung pada 2008, akumulasi kekayaan 40 orang terkaya setara dengan kepemilikan 30 Juta penduduk.
Lalu pada 2011 melonjak setara dengan kepemilikan 77 Juta penduduk.

Perbaikan sebagai entitas mayoritas yang menguasai sektor keuangan menunjukkan angka kesenjangan yang hebat itu. Jumlah total tabungan di perbankan kini mencapai lebih dari 3.500 triliun.

Namun, kurang dari 0,6% pemilik rekening menguasai lebih dari 70 % tabungan atau sekitar RP 2500 triliun. Artinya
ketimpangan sudah makin mengkhawatirkan.Indonesia mengalami kesenjangan terburuk sepanjang sejarah,tampak rasio gini(ketidak merataan pendapatan)

Dudley Seers, seorang ekonomi pembangunan terkenal dari Oxford, mengatakan, tolak ukur pembangunan ada tiga, yaitu apa yang terjadi dengan kemiskinan,pengangguran,dan kesenjangan. Jika salah satu memburuk, tidak dapat disebut sebagai pembangunan, meski pendapatan berlipat.

Anehnya, di Indonesia ke tiga aspek itu memburuk. Inilah yang di sebut pertumbuhan tanpa pembangunan. Ekonomi tumbuh, tapi kesejahteraan masyarakat terpuruk.
semoga pemerintahan nanti mengubah halauan pembangunan

Salah satu upaya yang penting untuk mengatasi kesenjangan adalah dengan gerakan Zakat,baik peruntukannya untuk konsumtif maupun zakat produktif.

Harus kita akui bahwa ibadah,amal shaleh,dan bentuk-bentuk ketaatan lainnya pada Allah SWT,masih lebih sedikit bila di bandingkan dengan aneka kemaksiatan dan dosa yang kita perbuat pada-Nya.

Sebaliknya dibanding rahmat-Nya yang sampai pada kita atau murka-Nya,yang justru deras mengguyur kita adalah rahmat-Nya.Padahal yang meluncur kencang adalah kemaksiatan dan dosa kita. Seakan murka-Nya tersembunyi di balik kasih sayang atau rahmat Allah SWT.

Benarkah demikian adanya. Setiap hari kita menabung dosa,tapi justru di balas oleh rahmat-Nya. Bukankah kita masih di perkenankan hidup. Udara dunia masih bisa kita hirup. Bahkan berbagai fasilitas kehidupan pun masih bisa di penuhi.

Alam masih relatif bersahabat dengan kita bila dibandingkan dengan umat-umat terdahulu yang
langsung di azab dan di respon alam ketika dosa dan kemaksiatan semakin merajalela.
Sekali lagi ini menandakan rahmat Allah SWT di atas murka-Nya

Karena itu dihadapan para sahabatnya, Rasulullah SAW berpesan, "Tatkala Allah menciptakan seluruh makhluk,Allah menuliskan di dalam kitab-Nya,yang kitab itu berada di sisi-Nya, di arsy,yang isinya adalah : "Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku." (HR.Bukhari Muslim)

Pernah suatu ketika rombongan tawanan perang dihadapkan kepada Rasulullah SAW. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang mencari bayinya. Tatkala ia berhasil menemukan bayinya, maka dia memeluknya erat-erat ke tubuhnya lalu menyusuinya

Saat itu Rasulullah SAW bertanya pada rombongan tersebut. "Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke kobaran api? " Rombongan itu menjawab,"Tidak mungkin,demi Allah.
sementara di sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya". Maka Rasulullah SAW bersabda,
"Sungguh,Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini menyayangi anaknya." (HR.Bukhari Muslim)

Saudaraku jika kita kini semakin yakin betapa luasnya rahmat Allah SWT,maka kita seharusnya lebih bersemangat lagi untuk menjemputnya, dan jangan sampai terlintas dalam benak pikiran kita untuk berputus asa. Ini adalah sifat orang-orang kafir dan sesat.

"Mereka menjawab,'Kami menyampaikan berita gembira kepadamu dengan benar maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa.'Ibrahim berkata,"Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat RabbNya, kecuali orang-orang yang sesat". (QS.Al-Hijr:55-56)

Yakinlah,siapapun kita masih terbuka peluang meraih rahmat Allah SWT,walaupun banyak dosa dan kotoran kesalahan menyelimuti diri kita. Ingatlah selama kita masih menghela nafas,maka pintu rahmat Allah SWT senantiasa terbentang luas.

Allah SWT akan memberikan rahmat-Nya kepada orang-orang yang memintanya.Karena itu bersegeralah bertaubat dan meraih rahmat-Nya.

No comments:

Post a Comment