Thursday 10 July 2014

Nabi Muhammad SAW yang Cerdas


Sifat fathanah ( cerdas dan pandai) sangat penting bagi seorang rasul
karena ia harus terjun langsung ke lapangan untuk melakukan berbagai metode dakwah.
Seperri berdialog, adu argumentasi, menjawab pertanyaan para pengikut serta menangkis serangan dan kritik orang-orang
yang masih mergukan dan mendustakan dakwahnya



Oleh sebab itu, para rasul harus memiliki kecerdasan guna menjelaskan ajarannya kepada orang yang di hadapinya, yang mempunyai latar belakang beraneka macam.
Kalau rasul bukan orang yang cerdas, tentulah mereka mudah untuk di patahkan lawan-lawan mereka dalam berargumentasi dan merasa tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan-pertanyaan mereka.

Allah SWT berfirman : "(Mereka Kami utus) sebagai rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah di utusnya rasul-rasul itu" (QS.An-Nisa:165)

Nabi Muhammad SAW adalah orang yang cerdas pikirannya, fasih bahasanya dan santun tutur katanya.
Itu adalah modal yang sangat berharga untuk menjadi seorang nabi dan rasul. Dalam berdakwah, beliau adalah orang yang mampu mengemukakan hujjah yang dapat di pahami oleh lawan bicaranya.
Hanya kesombongan, iri, serta dengki yang menyebabkan mereka tidak mau mengakui kebenaran dakwah beliau

Untuk mencapai tingkat kecerdasan yang demikian tinggi. Nabi Muhammad SAW melalui proses belajar yang berlangsung seumur hidupnya.
Sebagaimana diketahui beliau terlahir sebagai seorang yatim dan dimasa kanak-kanak beliau menjadi yatim piatu yang miskin pula.
Dengan demikian beliau tidak mempunyai kesempatan untuk belajar di sekolah formal

Pada tahun-tahun pertama kehidupannya, Nabi membangun hubungan khusus dengan alam yang terus terjalin sepanjang kenabiannya. Alam raya dipenuhi tanda-tanda yang mengingatkan kehadiran Sang Pencipta.
Lebih dari yang lainnya, padang pasir membuka mata manusia untuk mengamati, merenung dan menyerap makna. Oleh karena itu banyak ayat Al-Qur'an yang menyebutkan perihal penciptaan dan pelbagai pelajran darinya.
Padang pasir yang tampak tidak memiliki kehidupan, berkali-kali memperlihatkan dan membuktikan kepada hati yang terbuka akan adanya sebuah mukjizat kehidupan setelah mati.

Allah SWT berfirman : "Dan sebagai tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah bahwa kamu melihat bumi itu kering dan tandus. Maka apabila Kami turunkan air diatasnya, niscaya ia bergerak dan subur, Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya tentu saja dapat menghidupkan yang mati.
Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS.Fushilat:39)

Pelajaran sepiritual yang bisa di petik darinya sangatlah penting, baik bagi pendidikan Nabi maupun bagi pendidikan kita sepanjang zaman.
Kedekatan dengan alam,menghargai keberadaannya dan mengamati serta merenungkan segala yang ia tunjukkan, tawarkan atau inginkan (kembali) dari kita berupa tuntutan keimanan yang dalam proses pencariannya

Allah SWT memutuskan untuk mengisi diri Nabi Muhammad SAW sejak dini dengan pelajaran dari alam tentang penciptaan, mirip dengan sebuah sekolah yang di dalamnya pikiran kita secara bertahap menangkap dan memahami tanda-tanda dan makna. Melalui kedekatan dengan alam
berhasil membangun hubungan dengan tuhan yang berlandaskan perenungan mendalam yang akan membuat kita mampu memahami makna

No comments:

Post a Comment